Industri sawit masih menguntungkan
· Cetak
DENPASAR: Industri kelapa sawit Indonesia diperkirakan masih meraup untung pada 2009 kendati harga diproyeksikan terus melorot.Harga crude palm oil (CPO) tahun depan diprediksi mencapai US$475 atau 1.500 ringgit per ton. "Namun, itu masih menguntungkan [industri kelapa sawit]," ujar Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Akmaluddin Hasibuan di Nusa Dua, Bali, pekan lalu.
· Cetak
DENPASAR: Industri kelapa sawit Indonesia diperkirakan masih meraup untung pada 2009 kendati harga diproyeksikan terus melorot.Harga crude palm oil (CPO) tahun depan diprediksi mencapai US$475 atau 1.500 ringgit per ton. "Namun, itu masih menguntungkan [industri kelapa sawit]," ujar Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Akmaluddin Hasibuan di Nusa Dua, Bali, pekan lalu.
Seperti diketahui, dalam Price Outlook 2009 untuk CPO, analis dan pelaku bisnis minyak sawit mentah memperkirakan harga CPO dunia tahun depan berkisar US$350-US$600 per ton, sementara harga rata-rata tahun ini diperkirakan US$600-US$700 per ton.
Akmaluddin menegaskan dengan harga CPO yang cenderung turun pada tahun depan, kinerja industri kelapa sawit nasional tetap mengalami pertumbuhan. Sebab, meski pertumbuhan permintaan melambat, demand dunia masih meningkat."Kalangan pengusaha industri sawit nasional tetap optimis terhadap pasar tahun depan, karena permintaan masih ada dan cenderung meningkat baik untuk pangan maupun energi,"katanya.
Bahkan, lanjutnya, akibat turunnya harga CPO saat ini, menjadi sekitar US$500 per ton dari harga pada Maret dan April 2008 yang mencapai US$1.300 per ton, menimbulkan berkah perluasan pasar CPO."Turunnya harga CPO saat ini menciptakan pasar baru, seperti Rusia yang mulai membeli CPO karena harganya sedang murah," ujar Akmaluddin.
Dia mengatakan persoalan yang dihadapi industri CPO nasional saat ini justru rendahnya produktivitas lahan perkebunan di Indonesia. Produktivitas lahan kelapa sawit di Indonesia hanya menghasilkan 3,8 ton sampai 3,9 ton CPO per hektare untuk perkebunan besar, sedangkan perkebunan kecil, produktivitas 1,5 ton-1,8 ton per hektare."Kami mengharapkan pemerintah meningkatkan bantuan pembiayaan peremajaan lahan perkebunan rakyat. Kalau peremajaan perkebunan besar tidak masalah," ujarnya.
Akmaluddin mengakui peremajaan tanaman sawit di Indonesia sangat lamban dibandingkan dengan Malaysia, yang konsisten dan rutin melakukan peremajaan kebun sawit mereka.Saat ini, pemerintah menyediakan dana untuk peremajaan kebun sebesar 135.000 hektare per tahun dan menyediakan dana sekitar Rp1 triliun untuk revitalisasi perkebunan sawit, cokelat, dan karet.
Ketua Harian GAPKI Derom Bangun peningkatan produktivitas lahan kelapa sawit tidak akan membuat kelebihan produksi CPO dunia yang akan membuat harga turun pada masa mendatang, karena permintaan CPO terus meningkat setiap tahun sekitar 7 juta ton."Permintaan CPO akan terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dunia yang membutuhkan pangan dan energi." (aprika.hernanda@ bisnis.co.id)Oleh Aprika R.HernandaBisnis Indonesia
· Cetak
bisnis.com
· Cetak
bisnis.com